Mereka yang Roso
Mereka punya otot. Topi
sebagai pelindung panas. Sepatu boot atau tanpa alas kaki. Menggunakan alat berat
yang tak kecil resikonya. Bekerja lebih dari 8 jam sehari dengan tenaga yang
luar biasa. Kuli bangunan istilah kasarnya. Banyak dari mereka berkorban nyawa
demi profesi yang tak seberapa penghasilannya.
Ganasnya panas matahari tak
membuat mereka mengeluh seperti kebanyakan orang. Mereka hanya menyeka tetesan
keringat dengan baju yang penuh debu. Sedikit waktu istirahat untuk berteduh
dan bercanda sesama teman lapangan. Faktor ekonomi dan pendidikan mungkin
mendominasi alasan mereka. Beberapa diantara mereka yang seyogyanya masih di
bangku pendidikan harus menekuni profesi ini. Hidup nan keras menuntut mereka
untuk menjadi laki-laki roso.
Mereka yang lain duduk nyaman
di dalam bangunan tinggi megah nan sejuk. Mereka yang roso duduk diatas batu dan pasir. Mereka yang lain tak pernah tahu
bagaimana rasanya menjadi mereka yang roso.
Mereka yang lain juga tak pernah sadar kontribusi mereka yang roso. Mereka yang lain tak bisa duduk
nyaman tanpa mereka yang roso. Mereka
yang roso hanya bisa mendangak melihat mereka yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar