Senin, 01 Oktober 2012




Mereka yang Roso

Mereka punya otot. Topi sebagai pelindung panas. Sepatu boot  atau tanpa alas kaki. Menggunakan alat berat yang tak kecil resikonya. Bekerja lebih dari 8 jam sehari dengan tenaga yang luar biasa. Kuli bangunan istilah kasarnya. Banyak dari mereka berkorban nyawa demi profesi yang tak seberapa penghasilannya.

Ganasnya panas matahari tak membuat mereka mengeluh seperti kebanyakan orang. Mereka hanya menyeka tetesan keringat dengan baju yang penuh debu. Sedikit waktu istirahat untuk berteduh dan bercanda sesama teman lapangan. Faktor ekonomi dan pendidikan mungkin mendominasi alasan mereka. Beberapa diantara mereka yang seyogyanya masih di bangku pendidikan harus menekuni profesi ini. Hidup nan keras menuntut mereka untuk menjadi laki-laki roso.



 Mereka yang lain duduk nyaman di dalam bangunan tinggi megah nan sejuk. Mereka yang roso duduk diatas batu dan pasir. Mereka yang lain tak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi mereka yang roso. Mereka yang lain juga tak pernah sadar kontribusi mereka yang roso. Mereka yang lain tak bisa duduk nyaman tanpa mereka yang roso. Mereka yang roso hanya bisa mendangak melihat mereka yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar